Sumarni Plus, DOMPU -- Di tengah terik matahari, Menteri Pertanian Suswono melakukan panen raya jagung di Kabupaten Dompu, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Ini bagian dari rangkaian kegiatan kunjungan kerja ke NTB, 21-22 April 2012.
Bersama Wagub NTB dan Bupati Dompu, Mentan panen jagung di hamparan kebun jagung perbukitan Desa Tolokalo, Kec Kempo, Dompu. Ikut Hadir dalam kesempatan tersebut, Anggota DPR Dapil NTB, Deputi Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal, Dirjen Tanaman Pangan, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, para pejabat dari Kementerian Pertanian lainnya, Wakil Gubernur NTB, Kepala SKPD lingkup pertanian Provinsi NTB, Bupati Dompu dan jajarannya, Ketua Gabungan Pengusaha Makanan Ternak, i-pasar, pengusaha jagung, petugas, penyuluh, para petani, dan masyarakat luas.
Menteri Pertanian memberikan apresiasi atas prestasi yang diraih oleh pemerintah dan segenap masyarakat Kabupaten Dompu dalam peningkatan produksi jagung. Kerja keras seluruh elemen masyarakat Kabupaten Dompu telah mampu menempatkan Kabupaten Dompu sebagai salah satu sentra utama produksi jagung nasional setelah Lampung dan Sulawesi Selatan. Pemerintah daerah menurutnya harus mampu memilih program andalan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi rakyat. “Ini adalah usaha yang sungguh luar biasa,” ujar Suswono.
Hamparan lahan kering yang sangat luas di Kabupaten Dompu dengan matahari yang bersinar setiap saat sangat potensial untuk pengembangan tanaman jagung. “Kita berdosa kepada Tuhan Yang maha Pengasih jika hamparan lahan yang sedemikian luas dan disinari matahari sepanjang tahun ini tidak dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk memproduksi berbagai komoditas yang sangat dibutuhkan oleh rakyat” kata Suswono.
Pemerintah Pusat kata menteri akan selalu siap membanu dalam menyelesaikan berbagai kendala yang dihadapi. Seperti persoalan harga yang diakui Suswono lebih disebabkan karena fluktuasi pasar. Suswono juga mengaku heran atas kebijakan impor jagung padahal kondisi jagung di dalam negeri masih cukup tersedia dengan beberapa suplai daerah penghasil jagung seperti Kabupaten Dompu NTB dan beberapa daerah lain di Indonesia.
Kedepan janji Menteri akan berusaha mengangkat produksi jagung di tanah air baik melalui peningkatan hasil produksi maupun kepastian harga sehingga tidak merugikan petani. Diakui pula pada saat panen jagung selalu terkendala dengan fluktuasi pasar yang tak menentu serta sulitnya menampung hasil produksi. Karena itu, Menteri Pertanian menyarankan agar pemerintah kabupaten dapat membentuk BUMD, yang dapat menampung produksi jagung petani ketika harga jagung jatuh. “Kami menyarankan agar Pemerintah Daerah Kabupaten Dompu dapat mendirikan BUMD yang dapat menampung hasil jagung masyarakat, khususnya ketika harga jagung jatuh” kata Menteri.
Menurut Menteri Pertanian Program Swasembada beras, jagung, kedelai dan daging sapi, ditargetkan akan tercapai pada tahun 2014, sementara impor hanya maksimal 10 . Oleh karena itu, agar produksi jagung petani dapat diserap oleh pabrik pakan ternak yang ada diharapkan agar stake holder pertanian di daerah ini dapat membimbing para petani sehingga mampu memproduksi jagung dengan kwalitas yang diinginkan oleh pasar. Menteri Pertanian juga menghimbau agar jerami padi maupun jagung serta tanaman lain dimanfaatkan untuk pakan ternak dan menghentikan praktek pembakaran jerami yang telah berlangsung selama ini. Seharusnya bahan organik hasil sampingan usahatani dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak yang dalam tahapan selanjutnya dapat diolah menjadi pupuk organik.
“Jerami padi maupun jagung dapat diolah menjadi pakan ternak berbentuk silase maupun hay dan disimpan sebagai cadangan pakan ternak pada musim paceklik. Selanjutnya kotoran ternak yang dihasilkan dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik yang dapat mengurangi penggunaan pupuk an organik. Saya berharap bahwa praktek pembakaran jerami yang berlangsung saat ini dapat dihentikan pada masa-masa selanjutnya” kata Suswono.
Pabrik pakan ternak membutuhkan 10 juta ton jagung pipilan kering, sementara produksi jagung nasional mencapai 18 juta ton. Jika angka yang dikeluarkan oleh BPS tersebut benar, maka impor jagung sesungguhnya tidak lagi diperlukan. Sampai sekarang Indonesia masih mengimpor jagung sekitar 2 juta ton, ini tentu merupakan peluang bagi petani jagung di Indonesia untuk meningkatkan produksi sehingga dapat mengurangi, bahkan meniadakan impor. Masalahnya adalah bagaimana mempertemukan pihak pengusaha pakan dengan para petani melalui suatu MoU yang jelas dan mengikat kedua belah pihak.
Dalam kesempatan tersebut, Mentan juga menyinggung perlunya diversifikasi pangan masyarakat agar tidak tergantung pada nasi. Masyarakat bisa mengkonsumsi jagung, singkong, umbi-umbian lainnya, sukun, pisang dan sumber karbohidrat lainnya yang banyak tersedia di tengah-tengah masyarakat.
Terkait masalah permodalan, Mentan menyatakan bahwa pemerintah telah menyiapkan dana KUR sebesar 20 triliun rupiah dan menegaskan bahwa pinjaman sebesar 20 juta rupiah tidak perlu memakai agunan.
Menyinggung ketersediaan pupuk yang tidak tepat waktu dan menjadi masalah klise petani selama ini, Mentan menyarankan untuk memaksimalakan peran KP3 (Komisi Pengawas Pupuk dan Pestisida) di setiap kabupaten/kota yang diketuai oleh Bupati dan Plh. Asisten II Setda, Polisi dan Jaksa, sehingga dapat meminimalkan permasalahan dalam distribusi pupuk. Menteri juga menghimbau masyarakat untuk memanfaatkan setiap jengkal lahan pekarangan sebagai penghasil pangan keluarga. Sekarang ada program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL), yang pada intinya bagaimana keluarga memanfaatkan pekarangannya dengan berbagai tamanan, terutama sayuran untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga.
Bupati Dompu H. Bambang M. Yasin melaporkan bahwa tiga tahun yang lalu luas tanam jagung di Kabupaten Dompu hanya sekitar 3.000 ha, sekarang telah berkembang pesat menjadi 32.390 ha. Kabupaten Dompu yang tadinya urutan 6 dalam produksi jagung di Provinsi NTB kini telah menjadi urutan ke 2. Panen jagung di Dompu pada bulan Pebruari lalu mencapai 3.210 ha, bulan Maret seluas 3.800 ha, diperkirakan bulan April dapat di panen seluas 10.100 ha dan bulan Mei seluas 8.300 ha.
Pengembangan jagung di Kab.Dompu ini dilakukan dengan meningkatkan kerjasama semua pihak dalam rangka pemberdayaan masyarakat seperti dengan para penyuluh, BRI, TNI/POLRI, tokoh masyarakat dan tokoh agama serta tokoh masyarakat lainnya. Hasilnya, luas areal pertanaman jagung di Kabupaten Dompu mengalami peningkatan dari 31.218 ha yang ditargetkan menjadi 32.390 ha dengan prosentase luas panen meningkat hingga 218.
Bupati Dompu yang dalam laporannya menyatakan bahwa Kabupaten Dompu memiliki potensi 232.000 ha lahan di mana 213.000 ha di antaranya merupakan hamparan lahan kering. Dengan potensi lahan sebesar itu, Kabupaten Dompu merupakan kabupaten pendukung Program PIJAR terutama peningkatan produksi komoditas jagung. Selain jagung, produksi padi Kabupaten Dompu juga mengalami surplus sebesar 50.000 ton yang dapat dicapai melalui Program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Secara Terpadu (SL-PTT) yang dipadukan dengan penggunaan bibit unggul, pembuatan dan pemeliharaan saluran irigasi, serta jalan usaha tani sehingga terget 10.000 ton gabah kering giling dapat terpenuhi.
Pada tahun 2012 Pemerintah Kabupaten Dompu mengembangkan jagung hibrida seluas 15.000 ha dengan target produksi 160.000 ton. Musim panen jagung di Kabupaten Dompu adalah Bulan Pebruari sebesar 3.210 ha, Bulan Maret 3.800 ha, April 10.100 ha dan Bulan Mei 2012 ditargetkan seluas 8.300 ha. Melalui pengembangan sarana pendukung seperti gudang, lantai jemur, drier serta revitalisasi dalam semua aspek, maka hasil produksi jagung Kabupaten Dompu akan mencapai nilai 320 miliar rupiah.
Di akhir sambutannya Bupati Dompu menyampaikan beberapa permasalahan yang dihadapi, antara lain masalah terlambatnya pupuk bersubsidi, belum tersedianya sarana pasca panen seperti mesin pemipil jagung, dan juga pengering biji jagung.
“Sejumlah permasalahan yang dihadapi para petani jagung pada saat ini adalah terlambatnya ketersediaan pupuk, ketersediaan sarana pasca panen (drier), dukungan permodalan. Bupati berharap agar Menteri Pertanian dapat memfasilitasi pemecahan masalah yang di hadapi oleh para petani jagung di Kabupaten Dompu untuk kesinambungan produksi.” Ungkap Yasin.
Wakil Gubernur NTB, Ir. H. Badrul Munir, MM, dalam sambutannya sangat mengapresiasi Pemda Dompu dalam pengembangan jagung, yang juga sinergi dengan program utama Pemda NTB yang berbasis PIJAR (sapi, jagung, rumput laut). Kabupaten Dompu diharapkan menjadi contoh pengembangan jagung bagi kabupaten/kota lainnya di NTB. Wagub berharap Menteri Pertanian terus dapat memberikan dukungan bagi Kabupaten Dompu, misalnya dengan pembangunan pabrik pakan.
Kehadiran Menteri Pertanian di Kabupaten Dompu membawa berkah tersendiri bagi para petani dan masyarakat setempat. Mentan memberikan bantuan sekitar Rp2 miliar bagi petani dan kelompok tani.Tentu saja bantuan itu diapresiasi oleh para petani. Mereka mengaku senang dan diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan.
“Kita berterimakasih atas kedatangan Menteri Pertanian yang telah memberikan banyak bantuan,” ujar Matsar, ketua kelompok tani di Hu’u yang mendapatkan bantuan dana pascapanen senilai Rp259 juta.
Katanya, bantuan itu akan dimanfaatkan untuk memberdayakan kelompok tani di wilayahnya, selain itu dapat mengembangkan usaha kelompok sehingga tercipta mandiri dan akhirnya meningkatkan perekonomian anggota. Mentan juga memberikan bantuan dana benih unggul kepada beberapa kelompok tani di Dompu.
Acara seremonial panen jagung dan rencana dialog Mentan dengan warga masyarakat di lokasi acara panen raya jagung di Desa Tolokalo, terpaksa dibatalkan karena berita wafatnya Wamen ESDM, Profesor Widjajano dalam pendakian ke Gunung Tambora sehingga FKPD Kabupaten maupun Provinsi harus berkoordinasi untuk proses evakuasi jenazahnya. Malam harinya Menteri Pertanian bertatap muka dan berdiskusi dengan berbagai fihak, baik dari Pemerintah, swasta, hingga kalangan masyarakat pertanian pada umumnya.
MenteriPertanian Suswonokembali menekankan perlunya diversifikasi pangan dan gizi masyarakat. “Penurunankomsumsi beras nasional harus ditekan hingga 1.5 pada tahun ini,”ungkapnya. Saat ini tingkat konsumsi beras Indonesia merupakan yangterbesar di ASEAN. Produksi beras Thailand lebih rendah daripada Indonesia,namun selain jumlah penduduk yang lebih kecil, tingkat konsumsi berasmasyarakat Thailand juga rendah. Di lain pihak, nilai tukar petani Indonesiasaat ini cukup menggembirakan, berkisar antara 105 hingga 106. Dalam kesempatantersebut, Suswono juga menyampaikan keberhasilan penurunan impor daging yangpada tahun 2010 mencapai 900.000 ton telah berhasil di tekan hingga 340.000 tonpada tahun 2011.
Terkaitpemasaran hasil jagung, Menteri Pertanian memberi kesempatan kepadaasosiasi pengusaha pakan ternak untuk berdialog dengan toga dan toma sertaperwakilan petani yang hadir di aula pendopo Bupati Dompu. Menanggapipernyataan Mentan yang meminta pengembangan komoditas jagung terus dilanjutkandan menganjurkan pembentukan BUMD untuk membeli jagung petani pada saat hargajatuh, Bupati Dompu “menantang” Menteri Pertanian untuk menetapkan targetproduksi jagung kabupaten Dompu, dengan imbalan dan konsekuensi jika targetproduksi jagung tercapai maka alokasi anggaran untuk Kabupaten Dompuditingkatkan dan jika target produksi tidak tercapai anggaran pemerintanKabupaten Dompu dapat dikurangi.
Hal tersebut pernah disampaikkandalam dialog dengan Wakil Presiden Budiono ketika berkunjung ke Nusa TenggaraBarat dalam acara Pembukaan FIPOB beberapa waktu yang lalu. Menurut Bupati,program pengembangan tanaman jagung di Kabupaten Dompu yang tidak disertaidengan kepastian pasar dan harga saat ini rentan di politisasi. Bupatimenceritakan seringnya demo warga masyarakat yang dikaitkan dengan pelaksanaanprogram pengembangan komoditas jagung yang tidak mampu diserap pasar.
Selanjutnya seorang pengusaha pakan ternak, Sudirman menyatakan kesiapannya untuk membeli produksijagung petani asalkan kwalitas jagung yang diproduksi sesuai standar kwalitasyang dibutuhkan oleh pabrik pakan. Sudirman juga meminta pada Menteri Pertanianagar memfasilitasi peningkatan kapasitas Pelabuhan Laut Dompu agar memungkinkanberlabuhnya kapal-kapal pengangkut sehingga dapat menekan ongkos angkut jagungdari Dompu hingga Surabaya jalur darat yang saat ini mencapaiRp.300-Rp.400,-/kg. Saat ini sejumlah sarana pendukung pengembangan produksijagung telah mulai bermunculan seperti pembangunan lantai jemur dan gudang.Menurut Sudirman, kebutuhan jagung untuk pabrik pakan ternak rata-rata 600.000ton/ bulan atau setara dengan 6,5 juta ton pertahun.
Adanya program pengembangan tanaman jagung di Provinsi NTT akan berdampak positif bagi program pengembangan jagung di Nusa Tenggara Barat. Yangperlu diperhatikan adalah adanya standar kwalitas produksi yang memenuhi syaratyang sesuai kebutuhan pabrik pakan ternak, cara pembayaran, kesepakatan hargayang saling menguntungkan dan kontak person yang harus berhubungan denganpabrik pakan. Dalam kesempatan tersebut terungkap harga maksimal yang sesuai denganperhitungan pabrik pakan ternak adalah Rp.2000,-/kg dengan kwalitas biji jagungsesuai dengan permintaan. Harga tersebut fluktuatif dan berlaku selama 1 mingguke depan. Sementara harga jagung impor dengan kwalitas terbaik adalah Rp.2.750,- /kg.
PerwakilanBRI yang hadir dalam acara dialog tersebut menyampaikan bahwakecilnya realisasi kredit untuk pembiayaan agribisnis jagung disebakankarena terbatasnya tenaga kerja untuk mengurus penyaluran kredit. Menurutnya,nilai kredit untuk budidaya jagung adalah 4,5 juta rupiah per ha. Dengantingkat produksi 5 ton jagung pipilan kering, usaha budidaya jagung dapatmenghasilkan 9 juta rupiah per hektar. Hal ini menunjukkan bahwa agribisnisjagung di Kabupaten Dompu dapat dipertanggungjawabkan secara ekonomis. Pengusaha pakan jangan semata-mata mengejar keuntungan, namun agar meningkatkan keberpihakan kepada para petani.
Sumber Berita : Tim Media Deptan
Mentan Panen Raya Jagung di Dompu
Selasa, 09 Oktober 2012
Labels:
Info Plus
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !