Padi Fulan Telo Gawa dan Tanaman Hotong Buru

Sumarni Plus - Inilah hamparan luas tempat padi lokal asli Pulau Buru, yakni padi Fulan Telo, semacam padi tadah hujan. Jenis padi ini merupakan variatas baru yang dikembangkan di Pulau Buru. Selain padi juga ada Hotong, yakni tanaman asli Pulau Buru dan hanya ada di daerah ini. Menurut hasil penelitian dari Institute Pertanian Bogor, jenis padi dan hotong ini sarat dengan kandungan gizi untuk dikonsumsi.

Fulan Telo Gawa atau dalam bahasa setempat Fulan berarti bulan, Telo berarti tiga, dan Gawa berarti putih. Yang artinya padi lahan kering berumur tiga bulan. Dan padinya berwarna putih. Di samping itu, merupakan jenis padi kebanggaan masyarakat sekitar sebagai warisan leluhur.

Sedangkan Hotong hanya ada di pulau buruh. Dan sudah diteliti oleh peneliti dari Institute Pertanian Bogor. Dari hasil penelitian menunjukkan kandungan karbothidrat dan lebih kaya kandungan proteinnya dibanding beras. Selain itu ITB berhasil membuat jenis makanan baru yang berbahan baku Hotong, antara lain: bubur bayi dan balita dengan kandungan protein tinggi. Bahkan dari lomba makanan nonberas, makanan yang terbuat dari hotong telah memperoleh juara kedua pada tingkat nasional.

Pemerintah Daerah Kabupaten Buru telah mengembangkan tanaman lahan kering yang menyentuh langsung masyarakat lokal. Pemanfaatan lahan kering untuk padi gogo dan hotong ini telah menyerap 700 kepala keluarga tani. Pada tahun 2007 telah menghasilkan 672 ton beras atau setara dengan RP. 2,69 milyar.

Untuk meningkatkan produktifitas lahan kering, Pemerintah Daerah Kabupaten Buru akan membangun sistem irigasi memadai di Desa Waiperang, untuk mengairi 200 hektar lahan pertanian tanaman padi Fulan Telo Gawa dan Hotong Buru.

Sumber: Multimdia Deptan/Mudda. Nonton Video Klik Disini.